Spiga

Gaji 13...

Hari ini aku melihat kemarahan dari seorang perempuan saat gaji suaminya tidak sampai ketangannya. Padahal hari ini juga anak bungsunya harus kembali ke kampusnya untuk membanyar uang spp dan kostnya. Banyak alasan yang dilontarkan oleh suaminya. “Mau nutupi cicilan utang”, katanya. ”Biar dapat ngambil utang lagi di bank”. (Sekedar informasi, sang suami baru saja mencalonkan menjadi kepala desa. Tapi gagal. Dan untuk pencalonan itu dia pinjam modal dari saudaranya. Sehingga sekarang dia harus mulai membayar utang-utangnya. Sedangkan dia sudah tidak punya apa-apa lagi.) Tapi tetap saja sang istri gak mau terima alasannya. La wong “gaji 13” ini memang buat dana cadangan untuk membayar uang spp anaknya, kok malah dibuat nutupi cicilan utangnya. Mau darimana lagi dapat uang itu… Aku jadi bertanya-tanya mengapa bukan si Istri yang mengatur keuangan rumah tangga itu? Apa memang sudah semerawut itu kalau kita berspekulasi tanpa punya rencana cadangan?

0 komentar: